REPUBLIKA.CO.ID,
MADRID -- Masjid Al-Munastyr atau sering disebut Almonaster la Real Mezquita
adalah masjid terakhir di era Spanyol Islam (Andalusia). Masjid dari abad 10
masehi ini dibangun pada masa Bani Umayyah Spanyol. Abdul Rahman III yang
memimpin Cordoba pada saat itu.
Pada masa kejayaan umat Islam di Semenanjung Iberia (spanyol), Islam membangun berbagai istana dan masjid indah di seluruh semenanjung ini. Kawasan Semenanjung Iberia saat itu dipimpin oleh Gubernur Abdul Aziz bin Musa.
"Pembangunan
al-Munastyr Iqlin mendapat bantuan dari wilayah Sevilla sejumlah 35 ribu
dinar," ungkap Abu Abdullah al-Bakri yang ditulis kembali dalam Levi
Provencal 1938.
Masjid ini pernah menjadi masjid terbesar pada kesultanan Umayyah di provinsi ini pada abad ke 10 masehi. Masjid ini telah teruji oleh waktu dan tetap bertahan sebelum akhirnya pasukan Kristen mengambil kembali wilayah Andalusia pada abad ke 15 masehi.
Bangunan Mihrab menghadap ke Mekkah. Mihrabnya diyakini sebagai salah satu Mihrab tertua yang pernah ada di era Andalusia. Pada abad ke 15 dan di masa akhir Islam Spanyol, Masjid ini sempat menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1833 muslim. Sebelum akhirnya Islam kalah dan mereka pun dibantai habis.
Setelah penaklukan Kristen, masjid indah ini berubah fungsi menjadi gereja dengan penambahan altar dan ornamen Kristen lainnya. Meski begitu, bangunan aslinya masih terlihat jelas. Di bagian dalam, interior bangunan menawarkan arsitek klasik khas bangsa Moor. Yaitu lengkungan pada langit-langit dan lima tiang pondasi besar di ruang tengah.
Setelah penaklukan pasukan Kristen Spanyol, nama masjid pun diubah menjadi gereja Santa Maria sesuai dengan nama gereja Visigoth sebelum masjid dibangun. Pada 1975, dibawah arahan arsitek Spanyol, Alfonso Jimenez memulihkan kembali arsitek awal hingga bentuk aslinya saat ini.
Masjid ini pernah menjadi masjid terbesar pada kesultanan Umayyah di provinsi ini pada abad ke 10 masehi. Masjid ini telah teruji oleh waktu dan tetap bertahan sebelum akhirnya pasukan Kristen mengambil kembali wilayah Andalusia pada abad ke 15 masehi.
Bangunan Mihrab menghadap ke Mekkah. Mihrabnya diyakini sebagai salah satu Mihrab tertua yang pernah ada di era Andalusia. Pada abad ke 15 dan di masa akhir Islam Spanyol, Masjid ini sempat menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1833 muslim. Sebelum akhirnya Islam kalah dan mereka pun dibantai habis.
Setelah penaklukan Kristen, masjid indah ini berubah fungsi menjadi gereja dengan penambahan altar dan ornamen Kristen lainnya. Meski begitu, bangunan aslinya masih terlihat jelas. Di bagian dalam, interior bangunan menawarkan arsitek klasik khas bangsa Moor. Yaitu lengkungan pada langit-langit dan lima tiang pondasi besar di ruang tengah.
Setelah penaklukan pasukan Kristen Spanyol, nama masjid pun diubah menjadi gereja Santa Maria sesuai dengan nama gereja Visigoth sebelum masjid dibangun. Pada 1975, dibawah arahan arsitek Spanyol, Alfonso Jimenez memulihkan kembali arsitek awal hingga bentuk aslinya saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar